Cara Memaksimalkan Kamera Digital
Halaman 1 dari 1
Cara Memaksimalkan Kamera Digital
Oleh Atok Sugiarto
Fotografi
konvensional yang menggunakan bahan baku film dan zat kimia untuk
mengembangkannya telah lama mengisi kehidupan dan menjawab berbagai
keperluan manusia sejak "keajaiban" itu ditemukan. Tak mengherankan
jika fotografi kini telah merebak jauh hingga ke desa-desa terpencil
dan ujung dunia karena berbagai tuntutan berkaitan dengan kegunaannya.
Dewasa
ini pun dapat kita amati bahwa hampir tidak ada peristiwa yang luput
dari jepretan kamera. Fotografi itu sendiri dengan segala fungsinya
telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia.
Kalau
dahulu dengan fotografi konvensional berarti satu proses panjang harus
dilalui untuk menghasilkan foto. Dimulai dari merekam objek menggunakan
kamera, kemudian memproses film dan mencetak hasil jepretannya. Kini,
dengan kemajuan teknologi fotografi digital, kita bisa langsung melihat
hasil pemotretan seketika setelah memotret. Lalu, bahkan orang yang
berada jauh di seberang benua pun bisa langsung melihat foto melalui
jaringan internet tanpa menunggu berlama-lama.
Pada
kenyataannya era digital memang telah berada di tengah kehidupan kita.
Maka bila tidak ingin terpinggirkan, sebagai pemotret kita juga harus
memahami teknologi fotografi digital ini. Meskipun demikian, jangan
terlalu optimis serta yakin benar dalam menggunakan kamera digital.
Dengan kata lain, jangan terlalu percaya dengan keunggulan yang
ditawarkan sehingga dengan asal jepret pasti bisa membuat foto yang
baik. Sebab sesungguhnya hal seperti itu adalah suatu anggapan yang
menyesatkan.
Bagaimana
pun di dalam fotografi, teknis praktis tentang fotografi itu sendiri
selayaknya tetap harus dikuasai. Baik dengan cara meminta penjual
kamera untuk memberikan kursus singkatnya, kemudian berlanjut dengan
berlatih secara baik mengenai penggunaan berbagai fasilitas agar
peralatan yang dibeli dapat dimengerti dan dapat digunakan sesuai
target yang diinginkan, atau dengan belajar dari berbagai buku dan
lewat mengikuti kursus resmi secara kilat. Pendeknya, untuk dapat
menghasilkan suatu hasil pemotretan yang baik tetap diperlukan
kemampuan teknis selain kecanggihan alat yang digunakan.
Maksimal
Segalanya
dalam masyarakat kini memang telah semakin maju dan semakin cepat.
Sehingga segala sesuatu yang menyangkut keperluannya pun diharapkannya
dapat bekerja dengan cepat. Akibatnya selalu mengidentifikasi dirinya
dengan peralatan yang berdaya kerja cepat. Gejala yang mulai terasakan
pada budaya visual atau gambar seperti sekarang pun tampil menjadi
suatu medium komunikasi yang dominan.
Budaya
visual memang telah ditopang dengan perlengkapan berkinerja cepat yaitu
digital. Karena itu tidak ada salahnya kita juga perlu mengakrabi
kamera digital sebagai salah satu alat pencipta krya visual terkini.
Berikut beberapa cara memaksimalkan kamera digital secara umum agar
mampu mengemban keinginan secara baik, benar dan memuaskan.
LCD (Liquid Crystal Display)
Memanfaatkan
fasilitas pembesaran gambar pada LCD dengan selalu mengecek ketajaman
gambar, akurasi perekaman warna serta detail pemotretan. Bukan berarti
dengan menggunakan kamera digital canggih segala sesuatu yang
menyangkut gambar akan terus langsung baik seperti yang terlihat. Tanpa
pemonitoran LCD bisa jadi sesuatu yang diperkirakan baik akan tidak
berarti apa-apa. Dan karena itu setiap kali setelah melakukan
pemotretan sebaiknya segera melihat hasilnya melalui LCD. Fasilitas LCD
yang baik memiliki pembesaran hingga beberapa kali sehingga kita bisa
mengecek apakah hasil yang kita dapatkan sudah sesuai dengan keinginan.
Melalui pembesaran LCD pula kita dapat melihat apakah gambar telah
fokus, tajam, warna dan detailnya baik atau tidak. Bila ternyata belum
sesuai dengan keinginan dan situasinya memungkinkan (dapat diulang)
segera lakukan pemotretan ulang dengan beberapa koreksian lalu
sekaligus manfaatkan proses jepret dan hapus yang menjadi keunggulan
utama kamera digital tanpa tambahan biaya.
Zooming
Lensa
adalah "mata" sebuah kamera, karena itu maksimalkan pembesaran
(zooming) atau kemajuan maju mundurnya lensa secara benar sesuai
keperluan. Jangan lupa kualitas gambar itu sendiri pertama-tama
ditentukan oleh imaji yang melewati lensa, kemudian media perekamannya.
Sekalipin pembesaran juga dapat dilakukan secara digital tetapi
pembesaran yang dilakukan dari hasil tangkapan lensa atau zooming jauh
lebih menghasilkan gambar yang baik (tajam). Hal ini tak lain karena
zooming digital memangkas keberadaan titik-titik gambar dalam bingkai
(frame), akibatnya gambar menjadi pecah-pecah karena jumlah titik dalam
bingkai berkurang selain titik-titik itu menjadi besar.
Resolusi
Manfaatkan
pula penciptaan gambar dengan menggunakan resolusi tinggi untuk
mengatasi keterbatasan lensa. Hal ini lebih untuk mengatasi
permasalahan jika zoom kamera sudah maksimal sementara objek masih
terlalu kecil masuk ke dalam kamera, sedangkan pemotret sudah tidak
bisa lagi maju mendekati objek. Dengan men-setting kualitas foto pada
resolusi tinggi (high resolution) maka harapan menghasilkan foto yang
tajam dan padat warnanya dapat terwujud karena ketika gambar disunting
dan dibesarkan pada saat pencetakan masih mengandung cukup banyak titik
(dot).
Pra-fokus (Pre-focus)
Kamera
digital memerlukan waktu untuk merekam gambar Akibatnya dalam melakukan
pemotretan seringkali pemotret dibuat terlambat mendapatkan momen
berikutnya karena kamera belum siap untuk kembali merekam. Karena itu
maksimalkan kesempatan waktu yang ada sambil menunggu kamera siap untuk
merekam peristiwa berikutnya dengan menekan setengah tombol shutter
untuk mendapatkan ketajaman atau fokus pada sasaran pemotretan. Ketika
saat yang dinanti-nantikan atau momen puncak betul-betul terjadi, tekan
tombol tadi sepenuhnya sehingga diperoleh gambar sesuai yang diinginkan.
ISO Kamera
Berbicara
mengenai ISO pada kamera digital berarti berbicara mengenai kelebihan
kamera jenis ini. Sebab pada kamera konvensional pemotret hanya bisa
sekali (untuk 1 rol) melakukan perubahan ISO. Sedangkan pada kamera
digital pemotret dapat melakukan perubahan kepekaan atau ISO pada
setiap bingkai pemotretan - jika cahaya cerah gunakan ISO rendah dan
jika cahaya kurang gunakan ISO tinggi. Perubahan seperti itu
dimungkinkan pada kamera digital. Namun pemakaian ISO yang lebih
tinggi, tentu saja mengakibatkan hasil pemotretan berbintik-bintik
kasar. Maka sebaiknya dalam memotret imbangi kurangnya pencahayaan
dengan menggunakan lampu kilat.
Lampu Kilat
Secara
umum kamera digital memiliki lampu kilat yang melekat di kamera.
Pemotret dapat selalu memanfaatkan sepenuhnya lampu kilat tersebut,
terutama jika menghadapi suatu pemotretan dengan cahaya yang berasal
dari arah belakang subjek alias back lighting yang cukup keras.
Pemotretan dengan tambahan cahaya dari arah depan atau fill-in ini akan
mengurangi perbedaan kontras yang terjadi antara latar belakang, subjek
dan latar depannya. Sehingga dapat menghindarkan hasil pemotretan yang
berbentuk siluet.
Makro
Dalam
keadaan darurat seringkali saat melakukan pembuatan suatu desain sangat
diperlukan pemindai (scanner) untuk mengubah suatu cetakan atau gambar
ke dalam bentuk data digital. Kamera digital dapat membantu mengatasi
tidak adanya pemindai tersebut dengan memperlakukannya sebagai pemindai
darurat. Pada proses pemindaian seperti ini perlu diperhatikan bahwa
selayaknya kita memotret dengan makro. Karena itu, sedikit saja terjadi
gerakan maka hasil foto akan goyang. Jika memungkinkan, dalam proses
kerja seperti ini perlu digunakan kaki-tiga (tripod) untuk menghindari
kamera goyang. Agar mendapatkan penyinaran yang baik dan merata,
sebaiknya gunakan cahaya baur, jangan cahaya yang langsung mengenai
subjek sebab besar kemungkinan akan muncul refleksi.
Seperti
halnya pada kamera jenis apa pun, maka kamera digital pun "alergi"
dengan udara lembab. Maka bila Anda berada di suatu tempat yang agak
basah udaranya, sedapat mungkin beri perlengkapan pelindung yang cukup
pada kamera digital Anda. Misalnya dengan membungkusnya dengan plastik
yang transparan sehingga terbebas dari kerusakan atau ngadat. Itulah
serba sedikit sumbang saran untuk yang berminat memakai kamera digital
agar penggunaannya maksimal.
Fotografi
konvensional yang menggunakan bahan baku film dan zat kimia untuk
mengembangkannya telah lama mengisi kehidupan dan menjawab berbagai
keperluan manusia sejak "keajaiban" itu ditemukan. Tak mengherankan
jika fotografi kini telah merebak jauh hingga ke desa-desa terpencil
dan ujung dunia karena berbagai tuntutan berkaitan dengan kegunaannya.
Dewasa
ini pun dapat kita amati bahwa hampir tidak ada peristiwa yang luput
dari jepretan kamera. Fotografi itu sendiri dengan segala fungsinya
telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia.
Kalau
dahulu dengan fotografi konvensional berarti satu proses panjang harus
dilalui untuk menghasilkan foto. Dimulai dari merekam objek menggunakan
kamera, kemudian memproses film dan mencetak hasil jepretannya. Kini,
dengan kemajuan teknologi fotografi digital, kita bisa langsung melihat
hasil pemotretan seketika setelah memotret. Lalu, bahkan orang yang
berada jauh di seberang benua pun bisa langsung melihat foto melalui
jaringan internet tanpa menunggu berlama-lama.
Pada
kenyataannya era digital memang telah berada di tengah kehidupan kita.
Maka bila tidak ingin terpinggirkan, sebagai pemotret kita juga harus
memahami teknologi fotografi digital ini. Meskipun demikian, jangan
terlalu optimis serta yakin benar dalam menggunakan kamera digital.
Dengan kata lain, jangan terlalu percaya dengan keunggulan yang
ditawarkan sehingga dengan asal jepret pasti bisa membuat foto yang
baik. Sebab sesungguhnya hal seperti itu adalah suatu anggapan yang
menyesatkan.
Bagaimana
pun di dalam fotografi, teknis praktis tentang fotografi itu sendiri
selayaknya tetap harus dikuasai. Baik dengan cara meminta penjual
kamera untuk memberikan kursus singkatnya, kemudian berlanjut dengan
berlatih secara baik mengenai penggunaan berbagai fasilitas agar
peralatan yang dibeli dapat dimengerti dan dapat digunakan sesuai
target yang diinginkan, atau dengan belajar dari berbagai buku dan
lewat mengikuti kursus resmi secara kilat. Pendeknya, untuk dapat
menghasilkan suatu hasil pemotretan yang baik tetap diperlukan
kemampuan teknis selain kecanggihan alat yang digunakan.
Maksimal
Segalanya
dalam masyarakat kini memang telah semakin maju dan semakin cepat.
Sehingga segala sesuatu yang menyangkut keperluannya pun diharapkannya
dapat bekerja dengan cepat. Akibatnya selalu mengidentifikasi dirinya
dengan peralatan yang berdaya kerja cepat. Gejala yang mulai terasakan
pada budaya visual atau gambar seperti sekarang pun tampil menjadi
suatu medium komunikasi yang dominan.
Budaya
visual memang telah ditopang dengan perlengkapan berkinerja cepat yaitu
digital. Karena itu tidak ada salahnya kita juga perlu mengakrabi
kamera digital sebagai salah satu alat pencipta krya visual terkini.
Berikut beberapa cara memaksimalkan kamera digital secara umum agar
mampu mengemban keinginan secara baik, benar dan memuaskan.
LCD (Liquid Crystal Display)
Memanfaatkan
fasilitas pembesaran gambar pada LCD dengan selalu mengecek ketajaman
gambar, akurasi perekaman warna serta detail pemotretan. Bukan berarti
dengan menggunakan kamera digital canggih segala sesuatu yang
menyangkut gambar akan terus langsung baik seperti yang terlihat. Tanpa
pemonitoran LCD bisa jadi sesuatu yang diperkirakan baik akan tidak
berarti apa-apa. Dan karena itu setiap kali setelah melakukan
pemotretan sebaiknya segera melihat hasilnya melalui LCD. Fasilitas LCD
yang baik memiliki pembesaran hingga beberapa kali sehingga kita bisa
mengecek apakah hasil yang kita dapatkan sudah sesuai dengan keinginan.
Melalui pembesaran LCD pula kita dapat melihat apakah gambar telah
fokus, tajam, warna dan detailnya baik atau tidak. Bila ternyata belum
sesuai dengan keinginan dan situasinya memungkinkan (dapat diulang)
segera lakukan pemotretan ulang dengan beberapa koreksian lalu
sekaligus manfaatkan proses jepret dan hapus yang menjadi keunggulan
utama kamera digital tanpa tambahan biaya.
Zooming
Lensa
adalah "mata" sebuah kamera, karena itu maksimalkan pembesaran
(zooming) atau kemajuan maju mundurnya lensa secara benar sesuai
keperluan. Jangan lupa kualitas gambar itu sendiri pertama-tama
ditentukan oleh imaji yang melewati lensa, kemudian media perekamannya.
Sekalipin pembesaran juga dapat dilakukan secara digital tetapi
pembesaran yang dilakukan dari hasil tangkapan lensa atau zooming jauh
lebih menghasilkan gambar yang baik (tajam). Hal ini tak lain karena
zooming digital memangkas keberadaan titik-titik gambar dalam bingkai
(frame), akibatnya gambar menjadi pecah-pecah karena jumlah titik dalam
bingkai berkurang selain titik-titik itu menjadi besar.
Resolusi
Manfaatkan
pula penciptaan gambar dengan menggunakan resolusi tinggi untuk
mengatasi keterbatasan lensa. Hal ini lebih untuk mengatasi
permasalahan jika zoom kamera sudah maksimal sementara objek masih
terlalu kecil masuk ke dalam kamera, sedangkan pemotret sudah tidak
bisa lagi maju mendekati objek. Dengan men-setting kualitas foto pada
resolusi tinggi (high resolution) maka harapan menghasilkan foto yang
tajam dan padat warnanya dapat terwujud karena ketika gambar disunting
dan dibesarkan pada saat pencetakan masih mengandung cukup banyak titik
(dot).
Pra-fokus (Pre-focus)
Kamera
digital memerlukan waktu untuk merekam gambar Akibatnya dalam melakukan
pemotretan seringkali pemotret dibuat terlambat mendapatkan momen
berikutnya karena kamera belum siap untuk kembali merekam. Karena itu
maksimalkan kesempatan waktu yang ada sambil menunggu kamera siap untuk
merekam peristiwa berikutnya dengan menekan setengah tombol shutter
untuk mendapatkan ketajaman atau fokus pada sasaran pemotretan. Ketika
saat yang dinanti-nantikan atau momen puncak betul-betul terjadi, tekan
tombol tadi sepenuhnya sehingga diperoleh gambar sesuai yang diinginkan.
ISO Kamera
Berbicara
mengenai ISO pada kamera digital berarti berbicara mengenai kelebihan
kamera jenis ini. Sebab pada kamera konvensional pemotret hanya bisa
sekali (untuk 1 rol) melakukan perubahan ISO. Sedangkan pada kamera
digital pemotret dapat melakukan perubahan kepekaan atau ISO pada
setiap bingkai pemotretan - jika cahaya cerah gunakan ISO rendah dan
jika cahaya kurang gunakan ISO tinggi. Perubahan seperti itu
dimungkinkan pada kamera digital. Namun pemakaian ISO yang lebih
tinggi, tentu saja mengakibatkan hasil pemotretan berbintik-bintik
kasar. Maka sebaiknya dalam memotret imbangi kurangnya pencahayaan
dengan menggunakan lampu kilat.
Lampu Kilat
Secara
umum kamera digital memiliki lampu kilat yang melekat di kamera.
Pemotret dapat selalu memanfaatkan sepenuhnya lampu kilat tersebut,
terutama jika menghadapi suatu pemotretan dengan cahaya yang berasal
dari arah belakang subjek alias back lighting yang cukup keras.
Pemotretan dengan tambahan cahaya dari arah depan atau fill-in ini akan
mengurangi perbedaan kontras yang terjadi antara latar belakang, subjek
dan latar depannya. Sehingga dapat menghindarkan hasil pemotretan yang
berbentuk siluet.
Makro
Dalam
keadaan darurat seringkali saat melakukan pembuatan suatu desain sangat
diperlukan pemindai (scanner) untuk mengubah suatu cetakan atau gambar
ke dalam bentuk data digital. Kamera digital dapat membantu mengatasi
tidak adanya pemindai tersebut dengan memperlakukannya sebagai pemindai
darurat. Pada proses pemindaian seperti ini perlu diperhatikan bahwa
selayaknya kita memotret dengan makro. Karena itu, sedikit saja terjadi
gerakan maka hasil foto akan goyang. Jika memungkinkan, dalam proses
kerja seperti ini perlu digunakan kaki-tiga (tripod) untuk menghindari
kamera goyang. Agar mendapatkan penyinaran yang baik dan merata,
sebaiknya gunakan cahaya baur, jangan cahaya yang langsung mengenai
subjek sebab besar kemungkinan akan muncul refleksi.
Seperti
halnya pada kamera jenis apa pun, maka kamera digital pun "alergi"
dengan udara lembab. Maka bila Anda berada di suatu tempat yang agak
basah udaranya, sedapat mungkin beri perlengkapan pelindung yang cukup
pada kamera digital Anda. Misalnya dengan membungkusnya dengan plastik
yang transparan sehingga terbebas dari kerusakan atau ngadat. Itulah
serba sedikit sumbang saran untuk yang berminat memakai kamera digital
agar penggunaannya maksimal.
°l||l° YoC_NaMiNoP °l||l°- Computer Moderator
-
Jumlah posting : 1862
Age : 39
Location : depan komputer butut
Registration date : 13.02.08
Similar topics
» Kamera Digital Anda Bisa Menghasilkan Uang Saku Ekstra! Pelu
» Cara-cara menghilangkan stres
» nanya kamera
» [artikel] Panduan Membeli Kamera SLR Second
» Sony Ericsson C905: Kamera 8.1MP
» Cara-cara menghilangkan stres
» nanya kamera
» [artikel] Panduan Membeli Kamera SLR Second
» Sony Ericsson C905: Kamera 8.1MP
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik