8 kebohongan ibu....
5 posters
Halaman 1 dari 1
8 kebohongan ibu....
gag tw de kalian dah pernah baca ato gag
but berkali" sayah baca ne
Di kutip dari tulisan seorang teman...
Cerita
bermula ketika aku masih kecil, aku terlahir sebagai seorang anak
laki-laki di sebuah keluarga yang miskin. Bahkan untuk makan saja,
seringkali kekurangan. Ketika makan, ibu sering memberikan bahagian
nasinya untukku. Sambil memindahkan nasi ke mangkukku, ibu berkata :
"Makanlah nak, aku tidak lapar" ----------KEBOHONGAN IBU YANG PERTAMA
Ketika
saya mulai tumbuh dewasa, ibu yang gigih sering meluangkan waktu
senggangnya untuk pergi memancing di kolam dekat rumah, ibu berharap
dari ikan hasil pancingan, ia dapat memberikan sedikit makanan bergizi
untuk pertumbuhan. Sepulang memancing, ibu memasak sup ikan yang segar
dan mengundang selera. Sewaktu aku memakan sup ikan itu, ibu duduk
disamping kami dan memakan sisa daging ikan yang masih menempel di
tulang yang merupakan bekas sisa tulang ikan yang aku makan.
Aku
melihat ibu seperti itu, hati juga tersentuh, lalu menggunakan suduku
dan memberikannya kepada ibuku. Tetapi ibu dengan cepat menolaknya, ia
berkata : "Makanlah nak, aku tidak suka makan ikan" ----------KEBOHONGAN IBU YANG KE DUA
Sekarang
aku sudah masuk Sekolah Menengah,demi membiayai sekolah abang dan
kakakku, ibu pergi ke koperasi untuk membawa sejumlah kotak mancis
untuk ditempel, dan hasil tempelannya itu membuahkan sedikit wang untuk
menutupi kepentingan hidup. Di kala musim sejuk tiba, aku bangun dari
tempat tidurku, melihat ibu masih bertumpu pada lilin kecil dan dengan
gigihnya melanjutkan pekerjaannya menempel kotak mancis.
Aku
berkata : "Ibu, tidurlah, sudah malam, besok pagi ibu masih harus
kerja." Ibu tersenyum dan berkata : "Cepatlah tidur nak, aku tidak
penat" ----------KEBOHONGAN IBU YANG KE TIGA
Ketika
ujian tiba, ibu meminta cuti kerja supaya dapat menemaniku pergi ujian.
Ketika hari sudah siang, terik matahari mulai menyinari, ibu yang tegar
dan gigih menunggu aku di bawah terik matahari selama beberapa jam.
Ketika bunyi loceng berbunyi, menandakan ujian sudah selesai. Ibu
dengan segera menyambutku dan menuangkan teh yang sudah disiapkan dalam
botol yang dingin untukku. Teh yang begitu kental tidak dapat
dibandingkan dengan kasih sayang yang jauh lebih kental. Melihat ibu
yang dibanjiri peluh, aku segera memberikan gelasku untuk ibu sambil
menyuruhnya minum. Ibu berkata : "Minumlah nak, aku tidak haus!"
----------KEBOHONGAN IBU YANG KE EMPAT
Setelah
kepergian ayah karena sakit, ibu yang malang harus merangkap sebagai
ayah dan ibu. Dengan berpegang pada pekerjaan dia yang dulu, dia harus
membiayai keperluan hidup sendiri. Kehidupan keluarga kita pun semakin
susah dan susah. Tiada hari tanpa penderitaan. Melihat kondisi keluarga
yang semakin parah, ada seorang pakcik yang baik hati yang tinggal di
dekat rumahku pun membantu ibuku baik masalah besar maupun masalah
kecil. Tetangga yang ada di sebelah rumah melihat kehidupan kita yang
begitu sengsara, seringkali menasehati ibuku untuk menikah lagi. Tetapi
ibu yang memang keras kepala tidak mengindahkan nasehat mereka, ibu
berkata : "Saya tidak butuh cinta" ----------KEBOHONGAN IBU YANG KE LIMA
Setelah
aku, kakakku dan abangku semuanya sudah tamat dari sekolah dan bekerja,
ibu yang sudah tua sudah waktunya pencen. Tetapi ibu tidak mahu, ia
rela untuk pergi ke pasar setiap pagi untuk jualan sedikit sayur untuk
memenuhi keperluan hidupnya. Kakakku dan abangku yang bekerja di luar
kota sering mengirimkan sedikit wang untuk membantu memenuhi keperluan
ibu, tetapi ibu berkeras tidak mau menerima wang tersebut. Malahan
mengirim balik wang tersebut. Ibu berkata : "Saya tak perlu duit" ----------KEBOHONGAN IBU YANG KE ENAM
Setelah
lulus dari ijazah, aku pun melanjutkan pelajaran untuk buat master dan
kemudian memperoleh gelar master di sebuah universiti ternama di
Amerika berkat sebuah biasiswa di sebuah syarikat swasta.Akhirnya aku
pun bekerja di syarikat itu. Dengan gaji yang lumayan tinggi, aku
bermaksud membawa ibuku untuk menikmati hidup di Amerika. Tetapi ibu
yang baik hati, bermaksud tidak mahu menyusahkan anaknya, ia berkata
kepadaku : "Aku tak biasa tinggal negara orang" ----------KEBOHONGA N IBU YANG KE TUJUH
Setelah
memasuki usianya yang tua, ibu terkena penyakit kanser usus,harus
dirawat di hospital, aku yang berada jauh di seberang samudera atlantik
terus segera pulang untuk menjenguk ibunda tercinta. Aku melihat ibu
yang terbaring lemah di ranjangnya setelah menjalani pembedahan.Ibu
yang kelihatan sangat tua, menatap aku dengan penuh kerinduan. Walaupun
senyum yang tersebar di wajahnya terkesan agak kaku karena sakit yang
ditahannya. Terlihat dengan jelas betapa penyakit itu menjamahi tubuh
ibuku sehingga ibuku terlihat lemah dan kurus kering. Aku sambil
menatap ibuku sambil berlinang air mata. Hatiku perit, sakit sekali
melihat ibuku dalam keadaan seperti ini. Tetapi ibu dengan tegarnya
berkata : "Jangan menangis anakku, Aku tidak kesakitan" ----------KEBOHONGAN IBU YANG KE DELAPAN.
Setelah mengucapkan kebohongannya yang kelapan,
ibuku tercinta menutup matanya untuk yang terakhir kalinya. Dari cerita
di atas, saya percaya teman-teman sekalian pasti merasa tersentuh dan
ingin sekali mengucapkan : "Terima kasih ibu..!" Cuba dipikir-pikir
teman, sudah berapa lamakah kita tidak menelefon ayah ibu kita? Sudah
berapa lamakah kita tidak menghabiskan waktu kita untuk berbincang
dengan ayah ibu kita? Di tengah-tengah aktiviti kita yang padat ini,
kita selalu mempunyai beribu-ribu alasan untuk meninggalkan ayah ibu
kita yang kesepian. Kita selalu lupa akan ayah dan ibu yang ada di
rumah. Jika dibandingkan dengan pasangan kita, kita pasti lebih peduli
dengan pasangan kita. Buktinya, kita selalu risau akan kabar pasangan
kita, risau apakah dia sudah makan atau belum, risau apakah dia bahagia
bila di samping kita. Namun, apakah kita semua pernah merisaukan kabar
dari orangtua kita? Risau apakah orangtua kita sudah makan atau belum?
Risau apakah orangtua kita sudah bahagia atau belum? Apakah ini benar?
Kalau ya, cuba kita renungkan kembali lagi... Di waktu kita masih
mempunyai kesempatan untuk membalas budi orangtua kita, lakukanlah yang
terbaik. Jangan sampai ada kata "MENYESAL" di kemudian hari.
but berkali" sayah baca ne
Di kutip dari tulisan seorang teman...
Cerita
bermula ketika aku masih kecil, aku terlahir sebagai seorang anak
laki-laki di sebuah keluarga yang miskin. Bahkan untuk makan saja,
seringkali kekurangan. Ketika makan, ibu sering memberikan bahagian
nasinya untukku. Sambil memindahkan nasi ke mangkukku, ibu berkata :
"Makanlah nak, aku tidak lapar" ----------KEBOHONGAN IBU YANG PERTAMA
Ketika
saya mulai tumbuh dewasa, ibu yang gigih sering meluangkan waktu
senggangnya untuk pergi memancing di kolam dekat rumah, ibu berharap
dari ikan hasil pancingan, ia dapat memberikan sedikit makanan bergizi
untuk pertumbuhan. Sepulang memancing, ibu memasak sup ikan yang segar
dan mengundang selera. Sewaktu aku memakan sup ikan itu, ibu duduk
disamping kami dan memakan sisa daging ikan yang masih menempel di
tulang yang merupakan bekas sisa tulang ikan yang aku makan.
Aku
melihat ibu seperti itu, hati juga tersentuh, lalu menggunakan suduku
dan memberikannya kepada ibuku. Tetapi ibu dengan cepat menolaknya, ia
berkata : "Makanlah nak, aku tidak suka makan ikan" ----------KEBOHONGAN IBU YANG KE DUA
Sekarang
aku sudah masuk Sekolah Menengah,demi membiayai sekolah abang dan
kakakku, ibu pergi ke koperasi untuk membawa sejumlah kotak mancis
untuk ditempel, dan hasil tempelannya itu membuahkan sedikit wang untuk
menutupi kepentingan hidup. Di kala musim sejuk tiba, aku bangun dari
tempat tidurku, melihat ibu masih bertumpu pada lilin kecil dan dengan
gigihnya melanjutkan pekerjaannya menempel kotak mancis.
Aku
berkata : "Ibu, tidurlah, sudah malam, besok pagi ibu masih harus
kerja." Ibu tersenyum dan berkata : "Cepatlah tidur nak, aku tidak
penat" ----------KEBOHONGAN IBU YANG KE TIGA
Ketika
ujian tiba, ibu meminta cuti kerja supaya dapat menemaniku pergi ujian.
Ketika hari sudah siang, terik matahari mulai menyinari, ibu yang tegar
dan gigih menunggu aku di bawah terik matahari selama beberapa jam.
Ketika bunyi loceng berbunyi, menandakan ujian sudah selesai. Ibu
dengan segera menyambutku dan menuangkan teh yang sudah disiapkan dalam
botol yang dingin untukku. Teh yang begitu kental tidak dapat
dibandingkan dengan kasih sayang yang jauh lebih kental. Melihat ibu
yang dibanjiri peluh, aku segera memberikan gelasku untuk ibu sambil
menyuruhnya minum. Ibu berkata : "Minumlah nak, aku tidak haus!"
----------KEBOHONGAN IBU YANG KE EMPAT
Setelah
kepergian ayah karena sakit, ibu yang malang harus merangkap sebagai
ayah dan ibu. Dengan berpegang pada pekerjaan dia yang dulu, dia harus
membiayai keperluan hidup sendiri. Kehidupan keluarga kita pun semakin
susah dan susah. Tiada hari tanpa penderitaan. Melihat kondisi keluarga
yang semakin parah, ada seorang pakcik yang baik hati yang tinggal di
dekat rumahku pun membantu ibuku baik masalah besar maupun masalah
kecil. Tetangga yang ada di sebelah rumah melihat kehidupan kita yang
begitu sengsara, seringkali menasehati ibuku untuk menikah lagi. Tetapi
ibu yang memang keras kepala tidak mengindahkan nasehat mereka, ibu
berkata : "Saya tidak butuh cinta" ----------KEBOHONGAN IBU YANG KE LIMA
Setelah
aku, kakakku dan abangku semuanya sudah tamat dari sekolah dan bekerja,
ibu yang sudah tua sudah waktunya pencen. Tetapi ibu tidak mahu, ia
rela untuk pergi ke pasar setiap pagi untuk jualan sedikit sayur untuk
memenuhi keperluan hidupnya. Kakakku dan abangku yang bekerja di luar
kota sering mengirimkan sedikit wang untuk membantu memenuhi keperluan
ibu, tetapi ibu berkeras tidak mau menerima wang tersebut. Malahan
mengirim balik wang tersebut. Ibu berkata : "Saya tak perlu duit" ----------KEBOHONGAN IBU YANG KE ENAM
Setelah
lulus dari ijazah, aku pun melanjutkan pelajaran untuk buat master dan
kemudian memperoleh gelar master di sebuah universiti ternama di
Amerika berkat sebuah biasiswa di sebuah syarikat swasta.Akhirnya aku
pun bekerja di syarikat itu. Dengan gaji yang lumayan tinggi, aku
bermaksud membawa ibuku untuk menikmati hidup di Amerika. Tetapi ibu
yang baik hati, bermaksud tidak mahu menyusahkan anaknya, ia berkata
kepadaku : "Aku tak biasa tinggal negara orang" ----------KEBOHONGA N IBU YANG KE TUJUH
Setelah
memasuki usianya yang tua, ibu terkena penyakit kanser usus,harus
dirawat di hospital, aku yang berada jauh di seberang samudera atlantik
terus segera pulang untuk menjenguk ibunda tercinta. Aku melihat ibu
yang terbaring lemah di ranjangnya setelah menjalani pembedahan.Ibu
yang kelihatan sangat tua, menatap aku dengan penuh kerinduan. Walaupun
senyum yang tersebar di wajahnya terkesan agak kaku karena sakit yang
ditahannya. Terlihat dengan jelas betapa penyakit itu menjamahi tubuh
ibuku sehingga ibuku terlihat lemah dan kurus kering. Aku sambil
menatap ibuku sambil berlinang air mata. Hatiku perit, sakit sekali
melihat ibuku dalam keadaan seperti ini. Tetapi ibu dengan tegarnya
berkata : "Jangan menangis anakku, Aku tidak kesakitan" ----------KEBOHONGAN IBU YANG KE DELAPAN.
Setelah mengucapkan kebohongannya yang kelapan,
ibuku tercinta menutup matanya untuk yang terakhir kalinya. Dari cerita
di atas, saya percaya teman-teman sekalian pasti merasa tersentuh dan
ingin sekali mengucapkan : "Terima kasih ibu..!" Cuba dipikir-pikir
teman, sudah berapa lamakah kita tidak menelefon ayah ibu kita? Sudah
berapa lamakah kita tidak menghabiskan waktu kita untuk berbincang
dengan ayah ibu kita? Di tengah-tengah aktiviti kita yang padat ini,
kita selalu mempunyai beribu-ribu alasan untuk meninggalkan ayah ibu
kita yang kesepian. Kita selalu lupa akan ayah dan ibu yang ada di
rumah. Jika dibandingkan dengan pasangan kita, kita pasti lebih peduli
dengan pasangan kita. Buktinya, kita selalu risau akan kabar pasangan
kita, risau apakah dia sudah makan atau belum, risau apakah dia bahagia
bila di samping kita. Namun, apakah kita semua pernah merisaukan kabar
dari orangtua kita? Risau apakah orangtua kita sudah makan atau belum?
Risau apakah orangtua kita sudah bahagia atau belum? Apakah ini benar?
Kalau ya, cuba kita renungkan kembali lagi... Di waktu kita masih
mempunyai kesempatan untuk membalas budi orangtua kita, lakukanlah yang
terbaik. Jangan sampai ada kata "MENYESAL" di kemudian hari.
Terakhir diubah oleh aNaqkweciL_aloneT_T tanggal Wed Aug 06, 2008 9:51 pm, total 3 kali diubah
Re: 8 kebohongan ibu....
menyentuh... aku jadi pengen bilang ke Ibu kalo aku sangat sangat sangat menyayangi dan mencintainya
michael GusTafo doNy jaYa- Chatters Moderator
-
Jumlah posting : 47
Age : 46
Location : digiWorld
Registration date : 14.07.08
Re: 8 kebohongan ibu....
aq juga sangat menyanyingi ibuku.....
Cold Heart- Talker
-
Jumlah posting : 75
Age : 32
Location : Palembang
Registration date : 28.07.08
Re: 8 kebohongan ibu....
anggaflash wrote:Hehe ... gw tiap hari nelp ibu.
tapi bilang udah dulu yaa..
ngantuk..
wakkwkawkwkakwk:nahna:
the light fairy- Love Moderator
-
Jumlah posting : 1284
Age : 31
Location : palembang
Registration date : 23.03.08
Re: 8 kebohongan ibu....
hehehHE,...anggaflash wrote:Hehe ... gw tiap hari nelp ibu.
pasti bLg ,.. : mum kirim duit dunk
gyahahahahahahaha,......
Re: 8 kebohongan ibu....
@the light & anakkecil
Ngga lah, paling nelp nanya kabar. Makan apa hari ini? Cekakaka ...
Ngga lah, paling nelp nanya kabar. Makan apa hari ini? Cekakaka ...
Re: 8 kebohongan ibu....
anggaflash-goes-to-mak-Er wrote:Hehe ... gw tiap hari nelp ibu.
Kalo aku tiap hari sms Ibu, mslhnya, ibuku ga bisa buka sms
michael GusTafo doNy jaYa- Chatters Moderator
-
Jumlah posting : 47
Age : 46
Location : digiWorld
Registration date : 14.07.08
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik
|
|