Hati-hati, Patah Hati Bisa Mati!
4 posters
Halaman 1 dari 1
Hati-hati, Patah Hati Bisa Mati!
London - Cinta memang tidak selamanya indah. Sebab cinta tidak selalu
berisi senyum dan tawa, tetapi juga air mata. Saat mencintai, kita pun
bisa patah hati.
Patah hati memang tidak enak. Menyakitkan
rasanya. Fakta membuktikan, patah hati bisa mengakibatkan hal yang
fatal. Bahkan patah hati juga bisa menyebabkan kematian.
Sebuah
penelitian baru-baru ini yang dipulikasikan di The Lancet, risiko
kematian bisa meningkat 5 kali saat seseorang merasa kehilangan
seseorang yang dicintainya. Demikian dilansir dari bbc, Jumat
(7/12/2007)
Margaret Stroebe dari Universitas Utrecht, Belanda,
mengatakan, kehilangan seseorang yang dicintai berdampak secara
psikologi. Ahli jantung mengatakan, orang-orang yang kehilangan
pasangan, biasanya hidup dengan kebiasaan yang tidak sehat seperti
merokok atau diet yang tak terkendali.
Kehilangan seseorang
karena kematian ditengarai sebagai penyebab terbesar seseorang menjadi
patah hati lantaran cintanya kepada orang yang bersangkutan tak lagi
bisa diberikan. Di sisi lain, cinta dari orang yang disayanginya itu
tak lagi bisa dirasakan.
Karena itu, para duda ataupun janda
memiliki risiko kematian yang meningkat. Biasanya mereka berusaha
melupakan kesedihan lantaran kehilangan pasangan dengan mengonsumsi
alkohol. Kesendirian karena kehilangan sesuatu yang berarti dalam
hidupnya secara psikologi bisa berbahaya.
Para ahli sependapat,
stres secara psikologi dapat menyebabkan perubahan dalam tubuh. Hal itu
dikarenakan hormon stres dapat mengganggu proses yang berlangsung dalam
tubuh.
Sebuah studi mengemukakan, 21 persen pria cepat meninggal
setelah kehilangan istrinya. Sedangkan para janda memiliki risiko
kematian yang meningkat 17 persen. Risiko tersebut paling tinggi
terjadi pada pekan-pekan awal mereka kehilangan pasangan, dan semakin
berkurang seiring berjalannya waktu.
Studi di Denmark pada 2003
menunjukkan, ayah dan ibu memiliki risiko bunuh diri yang besar setelah
kehilangan anaknya. Risiko tersebut lebih tinggi ditemui saat anaknya
meninggal di usia muda. Keinginan bunuh diri biasanya muncul dalam
kurun waktu 30 hari setelah kehilangan anaknya. Seorang pria juga
diduga memiliki hasrat bunuh diri 3 kali lipat setelah ditinggal mati
istrinya.
"Polanya cukup konsisten. Kalau boleh disimpulkan,
kehilangan karena kematian merupakan penyebab utama patah hati dan itu
berdampak psikologis," ujar Dr Stroebe yang turut melakukan penelitian
itu.
Kebanyakan orang yang sedang sedih itu tidak mendapatkan
pertolongan profesional. Orang-orang yang sedang berduka ini sangat
membutuhkan dukungan dari keluarga, teman, serta kelompok keagamaan
ataupun komunitasnya.
Dr Peter Hammersley dari Cruse Bereavement
Care mengatakan, fenomena tersebut telah dikenali sejak beberapa waktu
lalu. Kehilangan orang dekat yang penting dalam hidup seseorang,
seperti pasangan menjadi alasan seseorang ingin mengakhiri hidupnya.
"Sisi
positifnya, kita jadi tahu kemampuan personal mendukung jaringan adalah
elemen penting untuk membantu orang-orang yang sedang kehilangan. Tidak
semua orang punya kemampuan untuk menyuport. Perlu jaringan untuk
memberi dukungan," ujar Hammersley. Patah hati memang mengiris
perasaan. Namun harus disadari benar, bila ada tawa pasti ada air mata.
Bila memiliki, suatu saat pasti kehilangan. Kehilangan seseorang
bukanlah akhir dari segala-galanya.
Soal patah hati, sepertinya
grup musik Tanah Air Radja paham benar. Bukannya aku tak takut mati,
hanya karena sering patah hati. Yang aku takut bila patah hati, engkau
nekat lalu bunuh diri. - Detik-
berisi senyum dan tawa, tetapi juga air mata. Saat mencintai, kita pun
bisa patah hati.
Patah hati memang tidak enak. Menyakitkan
rasanya. Fakta membuktikan, patah hati bisa mengakibatkan hal yang
fatal. Bahkan patah hati juga bisa menyebabkan kematian.
Sebuah
penelitian baru-baru ini yang dipulikasikan di The Lancet, risiko
kematian bisa meningkat 5 kali saat seseorang merasa kehilangan
seseorang yang dicintainya. Demikian dilansir dari bbc, Jumat
(7/12/2007)
Margaret Stroebe dari Universitas Utrecht, Belanda,
mengatakan, kehilangan seseorang yang dicintai berdampak secara
psikologi. Ahli jantung mengatakan, orang-orang yang kehilangan
pasangan, biasanya hidup dengan kebiasaan yang tidak sehat seperti
merokok atau diet yang tak terkendali.
Kehilangan seseorang
karena kematian ditengarai sebagai penyebab terbesar seseorang menjadi
patah hati lantaran cintanya kepada orang yang bersangkutan tak lagi
bisa diberikan. Di sisi lain, cinta dari orang yang disayanginya itu
tak lagi bisa dirasakan.
Karena itu, para duda ataupun janda
memiliki risiko kematian yang meningkat. Biasanya mereka berusaha
melupakan kesedihan lantaran kehilangan pasangan dengan mengonsumsi
alkohol. Kesendirian karena kehilangan sesuatu yang berarti dalam
hidupnya secara psikologi bisa berbahaya.
Para ahli sependapat,
stres secara psikologi dapat menyebabkan perubahan dalam tubuh. Hal itu
dikarenakan hormon stres dapat mengganggu proses yang berlangsung dalam
tubuh.
Sebuah studi mengemukakan, 21 persen pria cepat meninggal
setelah kehilangan istrinya. Sedangkan para janda memiliki risiko
kematian yang meningkat 17 persen. Risiko tersebut paling tinggi
terjadi pada pekan-pekan awal mereka kehilangan pasangan, dan semakin
berkurang seiring berjalannya waktu.
Studi di Denmark pada 2003
menunjukkan, ayah dan ibu memiliki risiko bunuh diri yang besar setelah
kehilangan anaknya. Risiko tersebut lebih tinggi ditemui saat anaknya
meninggal di usia muda. Keinginan bunuh diri biasanya muncul dalam
kurun waktu 30 hari setelah kehilangan anaknya. Seorang pria juga
diduga memiliki hasrat bunuh diri 3 kali lipat setelah ditinggal mati
istrinya.
"Polanya cukup konsisten. Kalau boleh disimpulkan,
kehilangan karena kematian merupakan penyebab utama patah hati dan itu
berdampak psikologis," ujar Dr Stroebe yang turut melakukan penelitian
itu.
Kebanyakan orang yang sedang sedih itu tidak mendapatkan
pertolongan profesional. Orang-orang yang sedang berduka ini sangat
membutuhkan dukungan dari keluarga, teman, serta kelompok keagamaan
ataupun komunitasnya.
Dr Peter Hammersley dari Cruse Bereavement
Care mengatakan, fenomena tersebut telah dikenali sejak beberapa waktu
lalu. Kehilangan orang dekat yang penting dalam hidup seseorang,
seperti pasangan menjadi alasan seseorang ingin mengakhiri hidupnya.
"Sisi
positifnya, kita jadi tahu kemampuan personal mendukung jaringan adalah
elemen penting untuk membantu orang-orang yang sedang kehilangan. Tidak
semua orang punya kemampuan untuk menyuport. Perlu jaringan untuk
memberi dukungan," ujar Hammersley. Patah hati memang mengiris
perasaan. Namun harus disadari benar, bila ada tawa pasti ada air mata.
Bila memiliki, suatu saat pasti kehilangan. Kehilangan seseorang
bukanlah akhir dari segala-galanya.
Soal patah hati, sepertinya
grup musik Tanah Air Radja paham benar. Bukannya aku tak takut mati,
hanya karena sering patah hati. Yang aku takut bila patah hati, engkau
nekat lalu bunuh diri. - Detik-
°l||l° YoC_NaMiNoP °l||l°- Computer Moderator
-
Jumlah posting : 1862
Age : 39
Location : depan komputer butut
Registration date : 13.02.08
Re: Hati-hati, Patah Hati Bisa Mati!
huaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
jangan sampe aq jg pataaaaaaah hatiiiiiiii
-.-"
coz aq dak galak matiiiiiii
nyaaaaaaaahahhaaksz
asliiiiiiiiiii
aq dukung ne
hu'hu
jangan sampe aq jg pataaaaaaah hatiiiiiiii
-.-"
coz aq dak galak matiiiiiii
nyaaaaaaaahahhaaksz
Kebanyakan orang yang sedang sedih itu tidak mendapatkan
pertolongan profesional. Orang-orang yang sedang berduka ini sangat
membutuhkan dukungan dari keluarga, teman, serta kelompok keagamaan
ataupun komunitasnya.
asliiiiiiiiiii
aq dukung ne
hu'hu
Tamu- Tamu
Re: Hati-hati, Patah Hati Bisa Mati!
sep dukung trus ya...
°l||l° YoC_NaMiNoP °l||l°- Computer Moderator
-
Jumlah posting : 1862
Age : 39
Location : depan komputer butut
Registration date : 13.02.08
Re: Hati-hati, Patah Hati Bisa Mati!
sekarang udah ga jamannya patah hati sampe nekad mau bunuh diri...
kayak ga ada pacar aja di dunia ini...
udah ga jamannya tahu
kayak ga ada pacar aja di dunia ini...
udah ga jamannya tahu
KeSeLeK_NaNgKo- ForumManiac
-
Jumlah posting : 628
Age : 34
Location : I Love PALEMBANG But I HATE indonesia
Registration date : 17.11.07
Re: Hati-hati, Patah Hati Bisa Mati!
Namun harus disadari benar, bila ada tawa pasti ada air mata.
Bila memiliki, suatu saat pasti kehilangan. Kehilangan seseorang
bukanlah akhir dari segala-galanya.
gue suka kata loe yang ini pon..
bener banget yg loe omongin pon..
mati 1 tumbuh seribu!..
merdeka! <<--------------masih dalam kebangkitan nasional!..
Re: Hati-hati, Patah Hati Bisa Mati!
donicilham wrote:Namun harus disadari benar, bila ada tawa pasti ada air mata.
Bila memiliki, suatu saat pasti kehilangan. Kehilangan seseorang
bukanlah akhir dari segala-galanya.
gue suka kata loe yang ini pon..
bener banget yg loe omongin pon..
mati 1 tumbuh seribu!..
merdeka! <<--------------masih dalam kebangkitan nasional!..
hahahah ,.,.
bener!!!
Re: Hati-hati, Patah Hati Bisa Mati!
hahahahhaha
ati2 ntar ke makan omongan ndiri nenk2 ama om2 sekalian
wakakkakakakak
bilank persetan dan bulshit atas sakit hati
derita'a tiada tara low
wakkakakakka
ati2 ntar ke makan omongan ndiri nenk2 ama om2 sekalian
wakakkakakakak
bilank persetan dan bulshit atas sakit hati
derita'a tiada tara low
wakkakakakka
Tamu- Tamu
Similar topics
» Tips Buat Yang Patah Hati
» game screenshot
» sikap/perasaan lho ktk brtemu org yg sdh nyakiti hati lho?
» tips menghilangkan rasa sakit hati!...
» patah, hancur luluh lanta hatiku oleh cinta
» game screenshot
» sikap/perasaan lho ktk brtemu org yg sdh nyakiti hati lho?
» tips menghilangkan rasa sakit hati!...
» patah, hancur luluh lanta hatiku oleh cinta
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik